#Qurrotu ‘Ain.. (sampaikan kepada Suami tercinta)
Allah berfirman;
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang-orang yang berkata: “Wahai Robb
kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Al-Furqaan: 74)
Imam At Thabari ketika menafsirkan ayat diatas, beliau
menyebutkan sebuah riwayat;
حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ
، قَالَ : حَدَّثَنَا حَزْمٌ ، قَالَ : سَمِعْتُ كَثِيرًا سَأَلَ الْحَسَنَ ,
قَالَ : يَا أَبَا سَعِيدٍ , قَوْلُ اللَّهِ : {هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ} فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ , قَالَ : لاَ ،
بَلْ فِي الدُّنْيَا , قَالَ : وَمَا ذَاكَ ؟ قَالَ : الْمُؤْمِنُ يَرَى
زَوْجَتَهُ وَوَلَدَهُ يُطِيعُونَ اللَّهَ.
(Imam At Thobari berkata) Telah menceritakan kepada kami
Ahmad bin Al miqdam, berkata; telah menceritakan kepada kami Hazm, berkata; aku
banyak mendengar ia bertanya kepada Al Hasan Al Bashri, ia berkata; Wahai Abu
Said (Kunyah nya Al Hasan) tentang firman Allah; “anugerahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami)” apakah yang
dimaksud di dunia dan akhirat? Al Hasan Al Bashri menjawab; “tidak, bahkan ia
hanya di dunia saja”. Ia bertanya lagi; “bagaimana bentuknya? Al Hasan menjawa;
“Seorang mukmin yang mendapati istri dan anaknya taat kepada Allah”. (Tafsir At
Thobari 17/530 no. 26765)
Wahai sekalian hamba beriman, tidak kah engkau cemburu
melihat istri dan anakmu jauh dari agamanya, tidak mengenal syariat Allah dan
sunnah-sunnah NabiNya?
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ
بْنِ نُفَيْرٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، قَالَ : جَلَسْنَا إِلَى الْمِقْدَادِ بْنِ
الأَسْوَدِ , فَقَالَ : لَقَدْ بُعِثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَلَى أَشَدِّ حَالَةٍ بُعِثَ عَلَيْهَا نَبِيٌّ مِنَ الأَنْبِيَاءِ فِي
فَتْرَةٍ وَجَاهِلِيَّةٍ , مَا يَرَوْنَ دِينًا أَفْضَلَ مِنْ عِبَادَةِ
الأَوْثَانِ , فَجَاءَ بِفُرْقَانٍ فَرَّقَ بِهِ بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ ,
وَفَرَّقَ بَيْنَ الْوَالِدِ وَوَلَدِهِ , حَتَّى إِنْ كَانَ الرَّجُلُ لَيَرَى
وَلَدَهُ وَوَالِدَهُ وَأَخَاهُ كَافِرًا وَقَدْ فَتَحَ اللَّهُ قُفْلَ قَلْبِهِ
بِالإِسْلاَمِ , فَيَعْلَمُ أَنَّهُ إِنْ مَاتَ دَخَلَ النَّارَ , فَلاَ تَقَرُّ
عَيْنُهُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّ حَبِيبَهُ فِي النَّارِ , وَإِنَّهَا لَلَّتِي
قَالَ اللَّهُ : {وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ} الآيَةَ
Dari Abdurrahman bin
Jubair bin Nufair dari Bapaknya berkata, kami duduk bersama Al Miqdad bin Al
Aswad lalu ia berkata, sungguh Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam diutus dalam
keadaan yang sangat memilukan dari masa jeda kenabian dan kejahiliaan dimana
seorang Nabi diutus. Masyarakat –waktu itu- tidak mendapati agama yang lebih
afdhal selain menyembah berhala, maka Nabi datang membawa wahyu pemisah antara
haq dan bathil, memisahkan antara bapak dan anak, sampai seorang laki-laki
ketika melihat anaknya, bapaknya dan saudaranya masih dalam kekafiran, padahal
Allah telah bukakan kunci hatinya untuk masuk islam, ia tahu betul jika mereka
mati kelak akan masuk neraka, hatinya tidak pernah tenang ketika ia tahu orang
yang ia cintai berada di neraka, itulah orang-orang yang Allah ceritakan
tentang mereka dalam firmnNya; ”Dan orang-orang yang berkata: “Wahai Robb
kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”
(HR. Ahmad 23861, Ibnu Hibban 6552, Al Bukhori dalam Al
Adabul Mufrad 87, di shahihkan Albany dalam Shahih Al Adabul Mufrod dan As
Sahihah 2823)
#Agama=Nasehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar