Kamis, 13 Desember 2012

Tentang Qurrotu 'Ain



#Qurrotu ‘Ain.. (sampaikan kepada Suami tercinta)

Allah berfirman;
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Dan orang-orang yang berkata: “Wahai Robb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Al-Furqaan: 74)

Imam At Thabari ketika menafsirkan ayat diatas, beliau menyebutkan sebuah riwayat;


حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا حَزْمٌ ، قَالَ : سَمِعْتُ كَثِيرًا سَأَلَ الْحَسَنَ , قَالَ : يَا أَبَا سَعِيدٍ , قَوْلُ اللَّهِ : {هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ} فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ , قَالَ : لاَ ، بَلْ فِي الدُّنْيَا , قَالَ : وَمَا ذَاكَ ؟ قَالَ : الْمُؤْمِنُ يَرَى زَوْجَتَهُ وَوَلَدَهُ يُطِيعُونَ اللَّهَ.

(Imam At Thobari berkata) Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Al miqdam, berkata; telah menceritakan kepada kami Hazm, berkata; aku banyak mendengar ia bertanya kepada Al Hasan Al Bashri, ia berkata; Wahai Abu Said (Kunyah nya Al Hasan) tentang firman Allah; “anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami)” apakah yang dimaksud di dunia dan akhirat? Al Hasan Al Bashri menjawab; “tidak, bahkan ia hanya di dunia saja”. Ia bertanya lagi; “bagaimana bentuknya? Al Hasan menjawa; “Seorang mukmin yang mendapati istri dan anaknya taat kepada Allah”. (Tafsir At Thobari 17/530 no. 26765)

Wahai sekalian hamba beriman, tidak kah engkau cemburu melihat istri dan anakmu jauh dari agamanya, tidak mengenal syariat Allah dan sunnah-sunnah NabiNya?

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، قَالَ : جَلَسْنَا إِلَى الْمِقْدَادِ بْنِ الأَسْوَدِ , فَقَالَ : لَقَدْ بُعِثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَشَدِّ حَالَةٍ بُعِثَ عَلَيْهَا نَبِيٌّ مِنَ الأَنْبِيَاءِ فِي فَتْرَةٍ وَجَاهِلِيَّةٍ , مَا يَرَوْنَ دِينًا أَفْضَلَ مِنْ عِبَادَةِ الأَوْثَانِ , فَجَاءَ بِفُرْقَانٍ فَرَّقَ بِهِ بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ , وَفَرَّقَ بَيْنَ الْوَالِدِ وَوَلَدِهِ , حَتَّى إِنْ كَانَ الرَّجُلُ لَيَرَى وَلَدَهُ وَوَالِدَهُ وَأَخَاهُ كَافِرًا وَقَدْ فَتَحَ اللَّهُ قُفْلَ قَلْبِهِ بِالإِسْلاَمِ , فَيَعْلَمُ أَنَّهُ إِنْ مَاتَ دَخَلَ النَّارَ , فَلاَ تَقَرُّ عَيْنُهُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّ حَبِيبَهُ فِي النَّارِ , وَإِنَّهَا لَلَّتِي قَالَ اللَّهُ : {وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ} الآيَةَ

Dari Abdurrahman bin Jubair bin Nufair dari Bapaknya berkata, kami duduk bersama Al Miqdad bin Al Aswad lalu ia berkata, sungguh Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam diutus dalam keadaan yang sangat memilukan dari masa jeda kenabian dan kejahiliaan dimana seorang Nabi diutus. Masyarakat –waktu itu- tidak mendapati agama yang lebih afdhal selain menyembah berhala, maka Nabi datang membawa wahyu pemisah antara haq dan bathil, memisahkan antara bapak dan anak, sampai seorang laki-laki ketika melihat anaknya, bapaknya dan saudaranya masih dalam kekafiran, padahal Allah telah bukakan kunci hatinya untuk masuk islam, ia tahu betul jika mereka mati kelak akan masuk neraka, hatinya tidak pernah tenang ketika ia tahu orang yang ia cintai berada di neraka, itulah orang-orang yang Allah ceritakan tentang mereka dalam firmnNya; ”Dan orang-orang yang berkata: “Wahai Robb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”
(HR. Ahmad 23861, Ibnu Hibban 6552, Al Bukhori dalam Al Adabul Mufrad 87, di shahihkan Albany dalam Shahih Al Adabul Mufrod dan As Sahihah 2823)

#Agama=Nasehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar