Kamis, 13 Desember 2012

Hukum mencukur (habis) bulu tangan dan kaki



:: Hukum mencukur (habis) bulu tangan dan kaki

:: السؤال : ما حكم إزالة شعر اليدين والرجلين ؟


Pertanyaan : apa hukum mencukur (habis) bulu tangan dan kaki..?


الاجابة : إن كان كثيراً فلا بأس من إزالته ، لأنه مشوه إن كان عادياً فإن من أهل العلم من قال : إنه لا يزال لأن إزالته من تغيير خلق الله عز وجل ، ومنهم من قال : إنه يجوز إزالته لأنه مما سكت الله عنه ، وقد قال الرسول صلى الله عليه وسلم : " ما سكت الله عنه فهو عفو " أي ليس بلازم لكم ولا حرام عليكم



Jawab : jika memang bulunya lebat maka boleh mencukurnya, karena sangat mengganggu, jika seorang sudah terbiasa dengan bulu-bulu itu dan tidak merasa tergganggu, para Ulama berbeda pendapat, ada yang mengharamkan dengan dalih telah merubah ciptaan Allah. Sementara Ulama yang lain berpendapat akan bolehnya karena ia termasuk perkara yang Allah diam atasnya, sedang Nabi telah bersabda; “perkara yang Allah diam atasnya maka itu adalah ampunan (amnesti)”. Artinya tidak harus bagi kalian juga tidak haram atas kalian.


وقال هؤلاء : إن الشعور منقسم إلى ثلاث أقسام : القسم الأول: ما نص الشرع على تحريم أخذه. القسم الثاني: ما نص الشرع على أخذ ه القسم الثالث: ما سكت عنه. فما نص الشرع على تحريم أخذه فلا يؤخذ كلحية الرجل ونمص الحاجب للمرأة والرجل .


Para Ulama membagi hukum rambut atau bulu menjadi tiga bagian; Pertama, bulu yang diharamkan oleh syariat untuk dicukur. Kedua, bulu yang boleh dicabut, dan Ketiga, yang tidak ada hukumnya karena syariat mendiamkannya. Bila Syariat mengharamkan mencukur atau mencabut maka jangan sekali-kali mencukur atau mencabut, seperti bulu yang tumbuh di janggut (jenggot bagi laki-laki) dan bulu alis pada wanita dan laki-laki.


وما نص الشرع على طلب أخذه فيؤخذ مثل الإبط والعانة والشارب للرجل . وما سكت عنه فإنه عفو لأنه لو كان مما لا يريد الله تعالى وجود لأمر بإزالته ولو كان مما يريد الله بقاءه لأمر بإبقاءه فلما سكت عنه كان هذا راجعاً إلى اختيار الإنسان إن شاء أزاله وإن شاء أبقاه .


Dan apa yang diperintahkan oleh syariat untuk mencabutnya atau mencukurnya seperti bulu ketiak, bulu kemaluan dan bulu kumis laki-laki, maka hendaklah di cabut. Sedang apa yang Allah diam atasnya, maka itu adalah ampunan (keringanan), karena bila tidak ada perintah untuk mencabutnya dan tidak ada larangan untuk memeliharanya maka itu kembali kepada pilihan manusia, terserah ia mau biarkan atau cukur.

Sumber :

مجموع فتاوى ورسائل الشيخ العثيمين 4/ 134
(kumpulan fatwa dan artikel Syekh ‘Utsaimin 4/134)

#Agama=Nasehat @Kp. Melayu, Maghrib 01-11-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar